Kapolres Sambut Baik Program "Bina Remaja" di Sultra

shape image

Kapolres Sambut Baik Program "Bina Remaja" di Sultra

KONAWE -  Kapolres Konawe provinsi Sulawesi Tenggara Ajun Komisaris Besar Polisi Jemi Junaidi, SIK, menyambut baik agenda dan program pengembangan dan pembinaan remaja di Konawe serta di Sultra secara umum.

Hal tersebut diutarakan Kapolres saat menerima pengurus perwakilan Yayasan Dai Muda Indonesia (YDMI) Kendari, Muhammad Arsyad, di ruang kerjanya. Kunjungan silaturrahim bersama dengan PW Syabab Hidayatullah Sultra tersebut berlangsung hangat.

Pada kesempatan tersebut Muhammad Arsyad yang mengenakan stelan batik corak coklat memaparkan beragam program kerja pembinaan remaja yang baik telah dilaksanakan maupun yang diagendakan segera direalisasikan.

Diantara program kerja yang telah dijalankan dan akan terus dicanangkan di semua daerah di Provinsi Sultra melaui pengurus-pengurus daerah adalah pembinaan remaja melalui halaqah taklim dan training pra-nikah, serta cerdas bermedia sosial.

Pembinaan remaja ini, jelas Arsyad, diformat dalam kegiatan edukatif seperti Mabit, Outbond, dan lain sebagainya. Ia berharap dengan adanya kegiatan positif dan program turunan lainnya, hal itu dapat meningkatkan mutu remaja Sultra terkhusus upaya membendung peredaran narkoba dan pergaulan bebas.

Kepada media ini, Arsyad memaparkan, data tahun 2008 menyebutkan bahwa dua persen usia remaja di Kendari pernah melakukan hubungan seks.

Diketahui Kantor Wilayah Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat ada sekitar 2 persen remaja putri dan putra di kota Kendari berusia 14-19 tahun pernah melakukan hubungan seks.

Data tersebut, kata Arsyad, belum termasuk 11 kabupaten dan kota se-Sultra. Sedangkan jumlah remaja di Sultra saat ini mencapai 31,40 persen.

Angka ini lebih besar dari nasional  yang mencapai 34,70 persen (perempuan) dan 30,90 persen (laki-laki). Sedangkan remaja putri dan remaja putra yang bersusia 20-24 tahun lebih tinggi yakni 48,60 persen dan 476,50 persen.

"Itu tahun 2008, kurang lebih 10 tahun lalu. Bisa dipastikan data itu semakin meningkat sekarang. Inilah yang menjadi salah satu keprihatinan Syabab Sultra sehingga mengusung gerakan bina remaja," kata Arsyad.

Arsyad juga mengaku khawatir dengan tingginya tren praktik prostitusi di Sultra yang terutama dipicu oleh maraknya aktivitas perusahan tambang di Sulawesi Tenggara pada lima tahun terakhir.

Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Sultra tahun 2016 lalu, Sejak boomingnya tambang pada 2010 silam, penderita HIV-AIDS di Sultra meningkat secara drastis hingga mencapai 100 persen.

Saat ini, sebagaimana data Dinkes Sultra, tercatat sebanyak 880 kasus HIV-AIDS di Sultra. Angka itu, terdiri dari 535 orang warga mengidap HIV dan sebanyak 345 orang positif AIDS.

Dinas Kesehatan Provinsi Sultra menyebutkan, sebelum 2010, angka penderita HIV-AIDS bisa dihitung sekitar puluhan orang saja. Namun, pada saat aktivitas pertambangan masuk di Sultra, angka penderita HIV-AIDS menembus seribuan.

"Semoga dengan adanya sinergi dan koraborasi dengan semua pihak, kita bersama sama dapat turut memberi andil dalam pembangunan khususnya membangun manusia dengan melakukan pembinaan remaja," pungkas Arsyad. (ybh/hio)
© Copyright 2019 Pemuda.org

Form Kesediaan Menjadi Donatur

Pastikan di perangkat Anda telah terinstall Aplikasi WhatsApp

Kirim